Setiap ayatnya yang turun ditulis di pelepah kurma, lempengan-lempengan batu, tulang dan media tradisonal lain. Sepeninggal Nabi, banyak sahabat yang gugur sehingga Umar bin Khattab meminta kepada Abu Bakar selaku khalifah saat itu agar al qur’an itu dikumpulkan.
Namun, meskipun ditulis dalam berbagai benda, namun kesucian dan kemurnian Al-Qur’an tetap terjaga hingga kini. Lantas mengapa kala itu mushaf Al-Qur’an tidak ditulis di atas kerta seperti saat ini?
1. Kala itu Ayat Al-Quran Belum Turun Semuanya
Alasan pertama tidak ditulisnya mushaf Al-Qur’an di atas kertas pada zaman Rasulullah adalah karena kala itu belum semua ayat Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat Al-Qur’an yang turun hanyalah sepotong-potong bukan sekaligus.
Misalnya saja dalam satu surah, ayat-ayat tersebut masih dipotong lagi menjadi beberapa bagian dan diturunkan secara random. Terkadang ada ayat di bagian depan yang turun belakangan dan sebaliknya.
Oleh karenanya, pada masa itu lebih banyak bergantung pada hapalan dibandingan dengan tulisan. Hal ini juga didukung oleh daya ingat para sahabat Rasullullah yang sangat kuat. Selain itu, pada masa tersebut orang yang pandai dalam hal baca tulis langka serta terbatasnya alat tulis.
Oleh sebab itu, apabila ada sahabat yang mendengar satu ayat maka mereka langsung menghafalnya dan menulis ayat tersebut pada pelepah kurma, lembaran kulit, batu putih yang tipis dan tulang pundak (binatang).
Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al-Qur’an telah terjadi pada masa Rasulullah adalah hadis yang di Takhrij (dikeluarkan) oleh Al-Hakim dengan sanadnya yang bersambung pada Anas , ia berkata: “Suatu saat kita bersama Rasulullah s.a.w. dan kita menulis Al-Qur’an (mengumpulkan) pada kulit binatang.”
2. Kertas Sulit Didapat dan Harganya Mahal
Keberadaan kertas sudah ada pada zaman Rasulullah. Namun kertas bukan satu-satunya sarana yang tersedia serta suatu hal yang sulit didapat. Selain itu, harga kertas juga tidak semurah seperti zaman sekarang. Itulah penyebabkan kertas tidak digunakan sebagai sarana penulisan mushaf Al-Qur’an pada zaman Rasulullah.
3. Rasulullah Tidak Memberikan Perintah Penulisan Mushaf dalam Satu Buku
Alasan mushaf Al-Qur’an tidak ditulis di kertas pada zaman Rasulullah SAW adalah karena pada saat itu Rasulullah nyaris sama sekali tidak pernah memberikan perintah kepada sahabat untuk menuliskan mushaf dalam satu bundel buku, bahkan sekedar mengisyaratkan juga tidak.
Adapun awal mula gagasan penulisan mushaf dalam satu bundel buku disuarakan oleh Umar bin Khattab ra, namun Abu Bakar Ash-Shiddiq yang zaman itu menjadi khalifah menolak dengan mentah. Mushaf Al-Qur’an baru dibukukan pada masa Khalifah Utsman bin Affan, beliau menyeragamkan bacaan Al-Qur’an dengan zaman menyeragamkan penulisannya. Baru kemudia membukukannya ddengan menyalin kembali ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah ditulis pada masa Abu Bakar, sehingga menjadi mushhaf yang lebih sempurna yang akan dijadikan standar bagi seluruh kaum muslimin sebagai sumber bacaan dan hafalan lalu diperbanyak dan dikirimkan ke daerah-daerah.
Demikianlah informasi terkait alasan mushaf Al-Qur’an tidak ditulis di atas kertas pada zaman Rasulullah. Meskipun pada zaman dahulu Al-Qur’an ditulis di atas berbagai macam benda, namun Allah SWT senantiasa menjaga kesucian dan kemurniannya hingga hari akhir nanti. Oleh karenanya perbanyaklah waktu untuk membaca Al-Qur’an agar Allah senantiasa memberikan keberkahan untuk hidup kita.
0 Response to "Mengapa pada Zaman Rasul Mushaf Al-Qur’an Tidak Ditulis di Kertas ? "
Post a Comment